Perkembangan
Teknologi Televisi
Televisi adalah sebuah media
telekomunikasi terkenal
yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu
yang monokrom (hitam-putih)
maupun berwarna. Kata "televisi"
merupakan gabungan dari kata tele (τῆλε, "jauh") dari bahasa Yunani dan visio
("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga
televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan
media visual/penglihatan.” Penggunaan kata "Televisi" sendiri juga dapat
merujuk kepada "kotak
televisi", "acara televisi",
ataupun "transmisi televisi". Penemuan televisi disejajarkan
dengan penemuan roda, karena penemuan ini
mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal
sering disebut dengan TV (dibaca: tivi, teve
ataupun tipi.)
Kotak televisi pertama kali dijual secara komersial sejak
tahun 1920-an, dan sejak saat itu
televisi telah menjadi barang biasa di rumah, kantor bisnis, maupun institusi,
khususnya sebagai sumber kebutuhan akan hiburan dan berita serta menjadi media periklanan.
Sejak 1970-an, kemunculan kaset video, cakram laser, DVD dan kini cakram Blu-ray, juga
menjadikan kotak televisi sebagai alat untuk untuk melihat materi siaran serta
hasil rekaman. Dalam tahun-tahun terakhir, siaran televisi telah dapat diakses
melalui Internet, misalnya melalui iPlayer dan Hulu.
Pada tahun 1873 seorang operator telegram asal Valentia, Irlandia yang
bernama Joseph May menemukan bahwa cahaya mempengaruhi
resistansi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah
cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium (selenium
photocell). Joseph May bersama Willoughby Smith
(teknisi dari Telegraph Construction Maintenance Company) melakukan
beberapa percobaan yang selanjutnya dilaporkan pada Journal of The Society
of Telegraph Engineers. Hal ini merupakan embrio dari teknologi perekaman
gambar.
Setelah beberapa kurun waktu lamanya kemudian diciptakan sebuah piringan
metal kecil yang bisa berputar dengan lubang-lubang didalamnya oleh seorang
mahasiswa yang bernama Julius Paul Gottlieb Nipkow (1860-1940)
atau lebih dikenal Paul Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun
1884 dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi. Sekitar tahun 1920 John
Logie Baird (1888-1946) dan Charles Francis Jenkins (1867-
1934) menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu sistem
dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Mereka membuat
seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam
penyiaran maupun penerimaannya. Pada waktu itu belum ditemukan komponen listrik
tabung hampa (Cathode Ray Tube). Televisi elektronik agak tersendat perkembangannya pada tahun-tahun itu,
lebih banyak disebabkan karena televisi mekanik lebih murah dan tahan banting.
Bukan itu saja, tetapi juga sangat susah untuk mendapatkan dukungan finansial
bagi riset TV elektronik ketika TV mekanik dianggap sudah mampu bekerja dengan
sangat baiknya pada masa itu. Sampai akhirnya Vladimir Kosmo Zworykin (1889-1982)
dan Philo T. Farnsworth (1906-1971) berhasil dengan TV
elektroniknya. Dengan biaya yang murah dan hasilnya berjalan baik, maka
orang-orang pada waktu itu berangsur-angsur mulai meninggalkan tv mekanik dan
menggantinya dengan tv elektronik.
Vladimir Zworykin, yang merupakan salah satu dari beberapa pakar pada masa
itu, mendapat bantuan dari David Sarnoff (1891-1971), Senior
Vice President dari RCA (Radio Corporation of America). Sarnoff sudah
banyak mencurahkan perhatian pada perkembangan TV mekanik, dan meramalkan TV
elektronik akan mempunyai masa depan komersial yang lebih baik. Selain itu,
Philo Farnsworth juga berhasil mendapatkan sponsor untuk mendukung idenya dan
ikut berkompetisi dengan Vladimir.
TV MEKANIK
Mungkin susah untuk dipercaya. Namun, penemuan cakram metal kecil berputar dengan banyak lubang didalamnya yang ditemukan oleh seorang mahasiswa di Berlin-Jerman, 23 tahun, Paul Nipkow [1883], merupakan cikal bakal lahirnya televisi.
Kemudian disekitar tahun 1920, para pakar lainnya seperti John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins, menggunakan piringan Nipkow ini untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, dan penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Saat itu belum ditemukan Cathode Ray Tube [CRT].
Vladimir Zworykin, yang merupakan salah satu dari beberapa pakar pada masa itu, mendapat bantuan dari David Sarnoff, Senior Vice President dari RCA [Radio Corporation of America]. Sarnoff sudah banyak mencurahkan perhatian pada perkembangan TV mekanik, dan meramalkan TV elektronik akan mempunyai masa depan komersial yang lebih baik. Insinyur lain, Philo Farnsworth, juga berhasil mendapatkan sponsor untuk mendukung idenya, dan ikut berkompetisi dengan Vladimir.
TV ELEKTRONIK
Baik Farnsworth, maupun Zworykin, bekerja terpisah, dan keduanya berhasil dalam membuat kemajuan bagi TV secara komersial dengan biaya yang sangat terjangkau. Di tahun 1935, keduanya mulai memancarkan siaran dengan menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik.
1939, RCA dan Zworykin siap untuk program reguler televisinya, dan mereka mendemonstrasikan secara besar-besaran pada World Fair di New York. Antusias masyarakat yang begitu besar terhadap sistem elektronik ini, menyebabkan the National Television Standards Committee [NTSC], 1941, memutuskan sudah saatnya untuk menstandarisasikan sistem transmisi siaran televisi di Amerika. Lima bulan kemudian, seluruh stasiun televisi Amerika yang berjumlah 22 buah itu, sudah mengkonversikan sistemnya kedalam standard elektronik baru.
TV BERWARNA
Sebenarnya CBS sudah lebih dahulu membangun sistem warnanya beberapa tahun sebelum rivalnya, RCA. Tetapi sayang sekali bahwa sistem mereka tidak kompatibel dengan kebanyakan TV hitam putih diseluruh negara. CBS, yang sudah mengeluarkan banyak sekali biaya untuk sistem warna mereka, harus menyadari kenyataan bahwa pekerjaan mereka berakhir sia-sia. RCA, yang belajar dari pengalaman CBS, mulai membangun sistem warna mereka sendiri. Mereka dengan cepat membangun sistem warna yang mampu juga untuk diterima sistem hitam putih [BW]. Setelah RCA memamerkan kemampuan sistem mereka, NTSC membakukannya untuk siaran komersial thn 1953.
TV SAAT INI
Plasma Display TV
– Tampilan plasma diciptakan di Universitas Illinois oleh Donald L. Bitzer dan H. Gene Slottow pada 1964 untuk Sistem Komputer PLATO. Panel monochrome orisinal (biasanya oranye atau hijau) menikmati penggunaan yang bertambah pada awal 1970-an karena tampilan ini kuat dan tidak membutuhkan sirkuit memori dan penyegaran. Namun diikuti oleh kurangnya penjualan yang dikarenakan perkembangan semikonduktor memori membuat tampilan CRT sangat murah pada akhir 1970-an. Dimulai dari dissertasi PhD Larry Weber dari Universitas Illinois pada 1975 yang berhasil membuat tampilan plasma berwarna, dan akhirnya berhasil mencapai tujuan tersebut pada 1995. Sekarang ini sangat terangnya dan sudut pandang lebar dari panel berwarna plamsa telah menyebabkan tampilan ini kembali mendapatkan kepopulerannya.
Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.
TV Braun HF1 Jerman tahun 1959Daftar isi
Mungkin susah untuk dipercaya. Namun, penemuan cakram metal kecil berputar dengan banyak lubang didalamnya yang ditemukan oleh seorang mahasiswa di Berlin-Jerman, 23 tahun, Paul Nipkow [1883], merupakan cikal bakal lahirnya televisi.
Kemudian disekitar tahun 1920, para pakar lainnya seperti John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins, menggunakan piringan Nipkow ini untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, dan penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Saat itu belum ditemukan Cathode Ray Tube [CRT].
Vladimir Zworykin, yang merupakan salah satu dari beberapa pakar pada masa itu, mendapat bantuan dari David Sarnoff, Senior Vice President dari RCA [Radio Corporation of America]. Sarnoff sudah banyak mencurahkan perhatian pada perkembangan TV mekanik, dan meramalkan TV elektronik akan mempunyai masa depan komersial yang lebih baik. Insinyur lain, Philo Farnsworth, juga berhasil mendapatkan sponsor untuk mendukung idenya, dan ikut berkompetisi dengan Vladimir.
TV ELEKTRONIK
Baik Farnsworth, maupun Zworykin, bekerja terpisah, dan keduanya berhasil dalam membuat kemajuan bagi TV secara komersial dengan biaya yang sangat terjangkau. Di tahun 1935, keduanya mulai memancarkan siaran dengan menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik.
1939, RCA dan Zworykin siap untuk program reguler televisinya, dan mereka mendemonstrasikan secara besar-besaran pada World Fair di New York. Antusias masyarakat yang begitu besar terhadap sistem elektronik ini, menyebabkan the National Television Standards Committee [NTSC], 1941, memutuskan sudah saatnya untuk menstandarisasikan sistem transmisi siaran televisi di Amerika. Lima bulan kemudian, seluruh stasiun televisi Amerika yang berjumlah 22 buah itu, sudah mengkonversikan sistemnya kedalam standard elektronik baru.
TV BERWARNA
Sebenarnya CBS sudah lebih dahulu membangun sistem warnanya beberapa tahun sebelum rivalnya, RCA. Tetapi sayang sekali bahwa sistem mereka tidak kompatibel dengan kebanyakan TV hitam putih diseluruh negara. CBS, yang sudah mengeluarkan banyak sekali biaya untuk sistem warna mereka, harus menyadari kenyataan bahwa pekerjaan mereka berakhir sia-sia. RCA, yang belajar dari pengalaman CBS, mulai membangun sistem warna mereka sendiri. Mereka dengan cepat membangun sistem warna yang mampu juga untuk diterima sistem hitam putih [BW]. Setelah RCA memamerkan kemampuan sistem mereka, NTSC membakukannya untuk siaran komersial thn 1953.
TV SAAT INI
Plasma Display TV
– Tampilan plasma diciptakan di Universitas Illinois oleh Donald L. Bitzer dan H. Gene Slottow pada 1964 untuk Sistem Komputer PLATO. Panel monochrome orisinal (biasanya oranye atau hijau) menikmati penggunaan yang bertambah pada awal 1970-an karena tampilan ini kuat dan tidak membutuhkan sirkuit memori dan penyegaran. Namun diikuti oleh kurangnya penjualan yang dikarenakan perkembangan semikonduktor memori membuat tampilan CRT sangat murah pada akhir 1970-an. Dimulai dari dissertasi PhD Larry Weber dari Universitas Illinois pada 1975 yang berhasil membuat tampilan plasma berwarna, dan akhirnya berhasil mencapai tujuan tersebut pada 1995. Sekarang ini sangat terangnya dan sudut pandang lebar dari panel berwarna plamsa telah menyebabkan tampilan ini kembali mendapatkan kepopulerannya.
Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.
TV Braun HF1 Jerman tahun 1959Daftar isi
- Perkembangan
- Jenis televisi
- Perkembangan baru
- Lihat pula
Perkembangan
Dalam penemuan televisi (tv), terdapat banyak pihak, penemu maupun inovator yang terlibat, baik perorangan maupun badan usaha. Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun. Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, hukum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik.
1876 - George Carey menciptakan selenium camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik. Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung hampa itu dinamakan sebagai sinar katoda.
1884 - Paul Nipkov, Ilmuwan Jerman, berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut teleskop elektrik dengan resolusi 18 garis.
1888 - Freidrich Reinitzeer, ahli botani Austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian.
1897 - Tabung Sinar Katoda (CRT) pertama diciptakan ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun. Ia membuat CRT dengan layar berpendar bila terkena sinar. Inilah yang menjadi dassar televisi layar tabung.
1900 - Istilah Televisi pertama kali dikemukakan Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of Electricity yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris.
1907 - Campbell Swinton dan Boris Rosing dalam percobaan terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar.
1927 - Philo T Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi.
1929 - Vladimir Zworykin dari Rusia menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT.
1940 - Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis.
1958 - Sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD sebagai tampilan dikemukakan Dr. Glenn Brown.
1964 - Prototipe sel tunggal display Televisi Plasma pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah ini dilanjutkan Larry Weber.
1967 - James Fergason menemukan teknik twisted nematic, layar LCD yang lebih praktis.
1968 - Layar LCD pertama kali diperkenalkan lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier.
1975 - Larry Weber dari Universitas Illionis mulai merancang layar plasma berwarna.
1979 - Para Ilmuwan dari perusahaan Kodak berhasil menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode (OLED). Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara itu, Walter Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin film transfer yang ringan.
1981 - Stasiun televisi Jepang, NHK, mendemonstrasikan teknologi HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis.
1987 - Kodak mematenkan temuan OLED sebagai peralatan display pertama kali.
1995 - Setelah puluhan tahun melakukan penelitian, akhirnya proyek layar plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian megadakan riset dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari perusahaan Matsushita.
dekade 2000- Masing masing jenis teknologi layar semakin disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya.
Memang benar banyak sebagian orang mengatakan kalau gambar yang dihasilkan TV LCD dan Plasma memiliki resolusi yang lebih tinggi. Tetapi kekurangannya adalah masa atau umur TV tersebut tidak dapat berumur panjang jika kita memakainya terus-menerus jika kalau dibandingkan dengan TV CRT atau yang di kenal sebagai Tivi biasa yang kebanyakkan orang pakai pada umumnya.
Jenis televisi
Dalam penemuan televisi (tv), terdapat banyak pihak, penemu maupun inovator yang terlibat, baik perorangan maupun badan usaha. Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun. Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, hukum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik.
1876 - George Carey menciptakan selenium camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik. Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung hampa itu dinamakan sebagai sinar katoda.
1884 - Paul Nipkov, Ilmuwan Jerman, berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut teleskop elektrik dengan resolusi 18 garis.
1888 - Freidrich Reinitzeer, ahli botani Austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian.
1897 - Tabung Sinar Katoda (CRT) pertama diciptakan ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun. Ia membuat CRT dengan layar berpendar bila terkena sinar. Inilah yang menjadi dassar televisi layar tabung.
1900 - Istilah Televisi pertama kali dikemukakan Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of Electricity yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris.
1907 - Campbell Swinton dan Boris Rosing dalam percobaan terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar.
1927 - Philo T Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi.
1929 - Vladimir Zworykin dari Rusia menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT.
1940 - Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis.
1958 - Sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD sebagai tampilan dikemukakan Dr. Glenn Brown.
1964 - Prototipe sel tunggal display Televisi Plasma pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah ini dilanjutkan Larry Weber.
1967 - James Fergason menemukan teknik twisted nematic, layar LCD yang lebih praktis.
1968 - Layar LCD pertama kali diperkenalkan lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier.
1975 - Larry Weber dari Universitas Illionis mulai merancang layar plasma berwarna.
1979 - Para Ilmuwan dari perusahaan Kodak berhasil menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode (OLED). Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara itu, Walter Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin film transfer yang ringan.
1981 - Stasiun televisi Jepang, NHK, mendemonstrasikan teknologi HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis.
1987 - Kodak mematenkan temuan OLED sebagai peralatan display pertama kali.
1995 - Setelah puluhan tahun melakukan penelitian, akhirnya proyek layar plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian megadakan riset dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari perusahaan Matsushita.
dekade 2000- Masing masing jenis teknologi layar semakin disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya.
Memang benar banyak sebagian orang mengatakan kalau gambar yang dihasilkan TV LCD dan Plasma memiliki resolusi yang lebih tinggi. Tetapi kekurangannya adalah masa atau umur TV tersebut tidak dapat berumur panjang jika kita memakainya terus-menerus jika kalau dibandingkan dengan TV CRT atau yang di kenal sebagai Tivi biasa yang kebanyakkan orang pakai pada umumnya.
Jenis televisi
- Televisi analog
- Televisi digital
- Perkembangan baru
- Televisi digital (Digital Television, DTV)
- TV Resolusi Tinggi (High Definition TV, HDTV)
- Video Resolusi Ultra Tinggi (Ultra High Definition Video, UHDV)
- Direct Broadcast Satellite TV (DBS)
- Pay Per View
- Televisi internet
- TV Web
- Video atas-permintaan (Video on-demand, VOD)
- Gambar-dalam-Gambar (Picture-In-Picture, PiP)
- Auto channel preset
- Perekam Video Digital
- DVD
- CableCARD™
- Pemrosesan Cahaya Digital (Digital Light Processing, DLP)
- LCD dan Plasma display TV Layar Datar
- High-Definition Multimedia Interface (HDMI)
- The Broadcast Flag
- Digital Rights Management (DRM)
2.
HDTV
HDTV
(High-Definition Television) adalah standar televisi digital internasional yang
disiarkan dalam format 16:9 (TV biasa 4:3), dan surround-sound 5.1 Dolby Digital. Ia
memiliki resolusi yang jauh lebih tinggi dari standar lama. Penonton melihat
gambar berkontur jelas, dan dengan warna berkontur matang. HDTV memiliki jumlah pixel hingga 5
kali standar analog PAL yang digunakan di Indonesia
HDTV memiliki keunggulan dalam
menayangkan gambar dengan mutu yang tinggi. Kelebihan lain dari HDTV ini bentuknya, ukuran HDTV lebih lebar dibanding dengan TV biasa. Format HDTV adalah
menyerupai layar bioskop. Resolusi gambar yang disajikan pun lebih rapat
sehingga menghadirkan gambar yang lebih tajam kerana HDTV mempunyai resolusi 625 garis, juga 1080 garis. Semakin banyak
garis maka akan lebih tajam gambar yang ditampilkan. HDTV juga dapat dijadikan sebagai monitor komputer secara
langsung.
Apa Itu HDTV ?
Pada televisi analog sinyalnya
adalah analog dengan frekuensi 6 megahertz membawa informasi intensitas dan
warna untuk setiap garis pindai gambar. Sinyal TV analog di Amerika memiliki
525 garis pindai (scan line) untuk citra, dan setiap citra disegarkan setiap
sepertiga puluh detik. Resolusi mendatar televisi analog sekitar 500 titik.
Tingkat resolusi ini sangat hebat pada 50 tahun yang lalu, tapi kini sudah
ketinggalan zaman.
Pada televisi digital, resolusi
gambar lebih tinggi. Sistem televisi satelit, sama seperti gambar dari DVD,
menggunakan skema pengkodean digital yang menyediakan gambar lebih jernih. Pada
sistem satelit saat ini, informasi digital dikonversikan ke analog agar dapat
ditayangkan pada televisi analog. Gambar yang dihasilkan lebih baik ketimbang
gambar yang ditampilkan pemutar kaset video VHS, tapi akan dua kali lebih baik
lagi jika informasi itu tidak dikonversikan ke analog, tetap digital.
Berbicara tentang televisi digital
(DTV), ini merupakan sinyal televisi digital yang murni, yang pemancar dan
penerimanya juga digital. Sinyal digital dapat dikirim melalui udara, lewat
kabel, atau melalui satelit ke rumah pemirsa yang memiliki pesawat TV digital.
Ada beberapa kelas televisi digital.
HDTV merupakan TV digital yang paling tinggi resolusi digitalnya. HDTV juga
memiliki suara surround Dolby Digital (AC-3). Hasilnya gambar dan suaranya
mempesona.
Bagaimana HDTV Berbeda
Bagaimana HDTV Berbeda
TV analog yang berstandar NTSC di
Amerika memiliki 525 garis pindai (di Eropa 625 garis pindai), yang umumnya
terlihat hanya 480 garis pindai. Televisi biasa memiliki resolusi gambar
efektif 210 ribu pixel, sedangkan pada televisi digital, resolusi tertingginya
mencapai 2 juta pixel. Ini artinya, gambar pada HDTV memiliki 10 kali lebih
detail ketimbang TV biasa (analog).
Acara-acara televisi biasa
menggunakan film 35 milimeter (atau direkam langsung ke video menggunakan
peralatan NTSC). Jika menggunakan film, stasiun TV mengkonversinya menjadi
sinyal TV analog untuk disiarkan. Film 35 mm memiliki aspect ratio 1,37:1,
artinya lebarnya 1,37 dan tingginya 1. Layar TV konvensional memiliki aspect
ratio 4:3 atau 1,33:1, jadi konversi ini sangat mudah.
Berbeda dengan HDTV, untuk dapat
memakai standar baru ini, stasiun TV harus mengganti banyak peralatannya:
kamera, unit penyiaran jarak jauh, kamar kendali, kabel, dan peralatan suara.
Karena itu, citra HDTV akan menjadi lebih lebar, citra lebih detail, suara
bermutu CD Dolby Digital, dan ada kemampuan mengirim data secara langsung ke
layar atau ke komputer, seperti melakukan download. Transmisi HDTV berbasis
19,3 megabit per detik aliran data digital.
Aspect ratio TV digital adalah 16:9 atau 1,78:1. Rasio ini mendekati film bioskop layar lebar yang 1,85:1 atau 2,35:1. Jadi, HDTV seperti kita memotret dengan kamera panorama.
Aspect ratio TV digital adalah 16:9 atau 1,78:1. Rasio ini mendekati film bioskop layar lebar yang 1,85:1 atau 2,35:1. Jadi, HDTV seperti kita memotret dengan kamera panorama.
3.
TV Kabel
Televisi kabel atau cable television adalah sistem penyiaran
acara televisi lewat isyarat
frekuensi radio yang ditransmisikan
melalui serat optik yang tetap atau
kabel coaxial dan bukan lewat udara seperti siaran televisi biasa yang harus
ditangkap antena (over-the-air). Selain acara televisi,
acara radio FM, internet, dan telepon
juga dapat disampaikan lewat kabel.
Sistem ini banyak dijumpai di Amerika Utara, Eropa, Australia, Asia Timur, Amerika Selatan, dan Timur Tengah. Televisi
kabel kurang berhasil di Afrika
karena kepadatan penduduk yang rendah di berbagai daerah. Seperti halnya radio,
frekuensi yang berbeda digunakan untuk menyebarkan banyak saluran lewat satu
kabel. Sebuah kotak penerima digunakan untuk memilih satu saluran televisi.
Sistem televisi kabel modern sekarang menggunakan teknologi digital untuk
menyiarkan lebih banyak saluran televisi daripada sistem analog.
Sejarah
Pada
tahun 1950-an, terdapat empat buah jaringan televisi di Amerika Serikat (AS).
Karena frekuensi dibagikan kepada televisi, isyarat hanya bisa diterima di
dalam garis penglihatan (line of sight) dari antena penerima.
Orang-orang yang tinggal di daerah yang terpencil, terutama daerah terpencil di
pegunungan, tidak dapat melihat program-program yang telah menjadi bagian
penting dari kebudayaan di Amerika Serikat tersebut.
Pada
tahun 1948, orang-orang yang tinggal di daerah lembah-lembah terpencil di Pennsylvania memecahkan
masalah penerimaan isyarat mereka dengan menaruh antena-antena pada bukit-bukit
dan membentangkan kabel sampai ke rumah-rumah mereka. Pada zaman sekarang,
teknologi yang sama digunakan oleh desa-desa kecil yang terpencil dan kota-kota
yang terpilih mengizinkan penonton di seluruh negara untuk mengakses varietas
program yang luas dan kanal yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka.
Pada awal 1990an, Televisi kabel telah mencapai hampir separuh dari rumah
penduduk di Amerika Serikat.
Perkembangan
TV
Kabel lebih dulu dikenal di Amerika Utara, Eropa, Australia, dan Asia Timur.
Namun walaupun TV kabel hadir di beberapa negara, yang paling utama adalah di
Amerika Selatan dan Timur Tengah. Di Indonesia, Kabelvision merupakan
operator TV kabel yang pertama.
Singkatan
CATV seringkali digunakan untuk mengartikan TV Kabel. Sebenarnya CATV merupakan
singkatan dari Community Antenna Television. Sementara TV kabel pertama
ditemukan karena wilayah dimana penerimaan over-the-air terbatas oleh
daerah pegunungan. Sehingga antena komunitas yang sangat besar dibangun, dan
dibentangkan kabel dari antena tersebut menuju rumah-rumah individu.
Saat
ini, sistem kabel di AS menyampaikan ratusan kanal kepada enam puluh juta
rumah, sambil juga menyediakan jumlah orang yang terus bertambah dalam
penggunaan akses internet berkecepatan tinggi. Beberapa sistem kabel bahkan
memperbolehkan memakai panggilan telepon sambil menerima program baru
teknologi.
Di
AS, TV kabel sudah sangat berkembang di negara-negara bagiannya. Mayoritas
penonton televisi di Amerika memperoleh isyarat mereka melalui CATV. Di Asia
pun TV Kabel cukup berkembang. Di Korea Selatan contohnya,
ada banyak operator TV kabel seperti Tbroad, C&M, CJ, dan lain-lain. Operator TV kabel di Korea Selatan
menyediakan TPS untuk pelanggan mereka.
Di Hongkong, para penonton
televisi tidak hanya menonton TV kabel tetapi juga sudah menggunakan TV satelit seperti Star TV. Di India pun, TV kabel sudah sangat dikenal. Ada
banyak operatornya seperti Sun TV,
The Raj Television Network,
dan Ortel Communications Ltd.
Kabelvision
merupakan operator TV kabel pertama di Indonesia yang memulai operasinya di
tahun 1995. Dalam 2006, perusahaan induknya,PT
Broadband Multimedia Tbk, meluncurkan Digital1, operator TV kabel
yang terbaru yang membutuhkan kotak susunan digital untuk dipasang. Sebagian
dari jaringan Kabelvision akan diubah menjadi Digital 1. Pada pertengahan tahun
2007, Broadband Multimedia berganti nama
menjadi First Media dan
menggabungkan kedua layanan tv kabelnya sebagai produk HomeCable, dengan
teknologi Digital 1. Perusahaan ini dimiliki oleh Grup Lippo.
Cara kerja
Dalam
sebuah sistem kabel, isyarat mungkin telah melampaui 30 atau 40 amplifier sebelum mencapai
rumah anda, satu tiap 1000 kaki atau lebih, dengan masing-masing amplifier anda
bisa mendapatkan gangguan dan distorsi. Ditambah lagi jika salah satu dari amplifier gagal anda akan
kehilangan gambar. Sistem kabel memiliki reputasi tidak memiliki kualitas
gambar yang baik dan tidak dapat dipercaya. Diakhir tahun 1970, TV Kabel
menemukan solusi dari masalah amplifier. Sejak itu mereka juga membuat
teknologi mereka dapat menambah program ke servis kabel.
Menambah kanal
Pada
awal tahun 1950, sistem kabel mulai bereksperimen dengan cara menggunakan
pengirim glombang mikro dan menara penerima untuk menangkap isyarat dari
stasiun yang berjarak jauh. Dalam beberapa kasus, cara ini membuat televisi
tersedia untuk orang-orang yang tinggal diluar area dari standar penyiaran.
Dalam kasus lainya, terutama di bagian timur laut AS. Hal itu berarti pelanggan
TV kabel mungkin dapat mengakses kebeberapa stasiun penyiaran yang memiliki
jaringan yang sama. Untuk pertama kalinya TV kabel digunakan untuk memperbanyak
tontonan, tidak hanya tontonan biasa. Ini memulai tren yang mengawali booming-nya
TV kabel pada tahun 1970an.
Tambahan
dari stasiun CATV (Community Antenna Television) dan penyebaran sistem
kabel mengarahkan para pembuatnya untuk menambahkan switch sebagian besar dari pengaturan televisi. Orang-orang
dapat mengatur televisi mereka untuk memilih channel-channel berdasarkan dari
rencana alokasi frekuensi Federal Communications Commission (FCC) atau
mereka dapat mengatur semua untuk rencana penggunaan oleh kebanyakan sistem
kabel. Dua rencana tersebut kepentinganya berbeda.
Dalam
kedua sistem pencari, masing-masing stasiun televisi telah memberikan 6
megahertz bagian dari spektrum radio. FCC telah menjadi bagian dari spektrum Very
High Frequency (VHF) ke 12 channel televisi. Channel tersebut tidak
terdapat di dalam satu blok frekuensi, namun sebaliknya dipisah menjadi dua
grup untuk menghindari gangguan dengan servis radio yang sudah ada.
Setelah
itu pada saat pertumbuhan popularitas televisi mengharuskan adanya tambahan
channel-channel, FCC mengalokasikan frekuensi dalam bentuk UHF (Ultra High
Frequency) dari spektrum. Mereka membuat channel 14 sampai 69 menggunakan
sebuah blok dari frekuensi antara 470 MHz dan 812 MHz.
Karena
mereka menggunakan kabel sebagai pengganti dari antena, sistem TV Kabel
tidak perlu mengkhawatirkan tentang servis yang sudah ada. Para ahli dapat
menggunakan apa yang disebut sebagai mid-band, frekuensi telah dilewati oleh penyiaran televisi
juga untuk signal yang lain, untuk channel 14-22. channel 1 sampai dengan 6
berada di frekuensi yang lebih rendah sementara yang lainnya lebih tinggi. CATV/Antenna
mengganti pemberitahuan kepada para pencari televisi untuk mencari di
sekeliling mid-band maupun mencari melaluinya.
Sementara
kita membicarakan tentang pencarian channel, patut untuk dipertimbangkan
mengapa sistem CATV tidak menggunakan frekuensi yang sama untuk stasiun
penyiaran pada channel 1 sampai 6 yang digunakan stasiun yang digunakan stasiun
tersebut untuk menyiarkan melalui gelombang udara. Peralatan kabel dirancang
untuk melindungi isyarat yang dibawa di dalam kabel dari gangguan di luar, dan
televisi dirancang untuk menerima isyarat hanya melalui titik penghubung menuju
kabel atau antena; tetapi gangguan tetap dapat memasuki sistem, terutama pada
konektornya. Saat gangguan datang dari channel yang dibawa oleh kabel, ada
sebuah masalah yang diakibatkan oleh perbedaan dalam kecepatan penyiaran di
antara dua sinyal.
Sinyal
radio berjalan melalui udara pada kecepatan yang hampir menyamai kecepatan
cahaya. Dalam coaxial cable seperti yang dibawa oleh isyarat
CATV ke rumah anda, isyarat radio berjalan pada dua pertiga kecepatan cahaya.
Saat penyiaran dan isyarat kabel sampai ke pencari televisi terjadi pecahan
selama satu detik saja, anda akan melihat gambar menjadi berbayang yang disebut
sebagai ghosting.
Pada
tahun 1972, sebuah sistem kabel dalam Wilkes-Barre, PA, dimulai
dengan menawarkan sistem channel pay-per-view pertama kali. Pelanggan membayar
untuk menonton film-film secara individual atau acara-acara olahraga. Mereka
menamai servis baru ini dengan nama Home Box Service atau HBO.
Sistem pay-per-view ini berlanjut
sebagai servis regional sampai 1975, saat HBO mulai mentransmisikan isyarat
menuju ke satelit di dalam orbit geosynchronous dan kemudian ke sistem kabel di
Florida dan Mississippi. Bill Wall mengatakan bahwa satelit-satelit pada
akhir-akhir ini dapat menerima dan mengirimkan kembali sampai dengan 24
channel. Sistem kabel menerima sinyal-sinyal menggunakan dish antennas berdiameter 10 meter, dengan dish yang terpisah untuk tiap channel. Dengan permulaan
program pengiriman untuk sistem kabel, arsitektur dasar dari sistem kabel
modern ditempatkan.
Karena
jumlah pilihan program terus bertambah, bandwith dari sistem kabel
juga meningkat. Sistem-sistem terbaru beroperasi pada 200 MHz, memperoleh 33
channel. Sebagaimana proses teknologi, bandwith meningkat menjadi 300,400,500
dan sekarang menjadi 550 MHz, dengan jumlah channel yang bisa meningkat menjadi
91 channel. Dua kemajuan teknologi tambahan ini, fiber optic dan analog to digital conversion,
memperbaiki fitur-fitur dan kualitas penyiaran sembari meneruskan meningkatkan
jumlah channel yang tersedia.
4.
Wireless Cable Tv dan
Direct Broadcasting Satelite
(DBS)
1.
Wireless TV
Kabel
Pilihan untuk Berbagi Box Kabel Anda dengan TV lain Tanpa Kabel
Pilihan untuk Berbagi Box Kabel Anda dengan TV lain Tanpa Kabel
Apakah Anda memiliki kotak TV kabel dalam satu ruangan yang Anda ingin
berbagi dengan TV lain di rumah Anda tanpa harus menjalankan kawat? Jika Anda
tidak ingin mengambil biaya ekstra dalam menambah kabel / DVR kotak lain atau
jika tidak mungkin untuk menjalankan kabel ke lokasi lain di rumah Anda, kami
memiliki beberapa solusi TV kabel nirkabel besar untuk memilih dari Sistem audio / video nirkabel terdiri dari dua bagian utama: Transmitter
dan Receiver. Pemancar duduk di sebelah audio / video sumber dan menerima
output video dari peralatan anda (kotak kabel, pemutar DVD, DVR, dll). Penerima
pergi sebelah TV di ruang lain. Setelah diinstal, sinyal audio dan video yang
dikirim secara nirkabel ke penerima.
Mengubah Saluran jarak jauh
Setelah Anda telah nirkabel mengirim video ke ruangan lain, bagaimana Anda
mengubah saluran? Untungnya semua sistem yang tercantum di bawah termasuk
built-in IR passthrough. Hal ini memungkinkan Anda untuk mengubah saluran
sambil menonton TV dari kamar lain.
Menonton Saluran Berbeda
Apa yang terjadi jika Anda memiliki satu orang di lokasi terpencil ingin
menonton Seinfeld tayangan ulang saat Anda ingin menonton Mythbusters di lokasi
terpencil? Dalam kasus ini anda akan menginginkan sebuah sistem nirkabel yang
menawarkan tuner built-in. Hanya salah satu sistem di bawah ini dapat
memberikan pilihan ini.
Wireless Frekuensi
Frekuensi bahwa sistem mentransmisikan Penting untuk dicatat karena sebagian
besar rumah sudah memiliki perangkat nirkabel di rumah dan Anda ingin
mengurangi kemungkinan interferensi di antara mereka. Sistem yang kami tawarkan
adalah 2.4GHz dan 5.8GHz dan mereka dicatat dalam tabel di bawah upgrade.
Pertimbangan akhir tentang memilih pemancar video nirkabel yang tepat adalah
itu upgrade. Ini berarti bahwa jika Anda memiliki lebih dari satu remote TV
yang ingin di pada sinyal video, hanya membeli penerima tambahan.
2.
Direct Broadcasting
Satelite (DBS)
Direct Broadcast Satellite (DBS) adalah sejenis pesawat luar angkasa yang akan memulai layanan komunikasi baru. Dilengkapi dengan sistem transmisi yang sangat kuat, satelit akan beroperasi dan akan melalui outlet media
konvensional untuk relay program secara langsung ke pelanggan. Dan konsep ini
telah berevolusi selama bertahun-tahun. Dua konsep penting DBS adalah ukuran
transmisi informasi dan pilihan pemrograman. Berkat transmisi yang kuat, piring yang digunakan kurang dari dua
meter. Ukuran piring merupakan masalah penting bagi DBS, karena membutuhkan
piring kecil yang mencolok, cukup murah, dan mudah digunakan. Pilihan
pemprograman juga penting, karena perusahaan DBS dapat menyediakan program televisi, film, dan siaran olahraga sekaligus.
Sejarah
Pada awal 1980-an, berbagai perusahaan memberikan proposal DBS,
beberapa diantaranya bergeser dari waktu ke waktu. Sebagai contoh, korporasi televisi satelit (STC), anak perusahaan dari comsat, berencana menggunakan empat satelit
untuk menutupi Amerika Serikat. Karena setiap satelit hanya akan menargetkan
satu sektor dari satu negara. Fokusnya sinyal akan membantu membuat kemungkinan untuk menggunakan
piring yang lebih kecil. Tetapi dalam satu modifikasi,
ini adalah zona geografis yang diperpanjang sehingga
seluruh negara bisa dilayani dalam waktu yang cepat.
Kekurangan Sistem DBS
Usulan sistem DBS juga memiliki kekurangan
karena kapasitas salurannya yang
terbatas. Berat dan jumlah tuntutan memiliki dampak pada jumlah transponder dan saluran yang bisa didukung satelit. Akibatnya,
lima atau enam-saluran tidak bisa direspon. Terlepas dari skema, tidak ada
usaha DBS yang memiliki daya tinggi menjadi operasional. Faktor yang berbeda
memberikan kontribusi terhadap situasi ini.
- Pengembangan sistem nasional DBS menuntut investasi modal besar. Selain jutaan dolar untuk membangun, peluncuran, dan memelihara satelit, terestrial jaringan juga harus didukung. Biayanya berkisar dari penjualan lokal dan memperbaiki kantor untuk kampanye iklan dan biaya program lisensi. Untuk beberapa organisasi, investasi ini terlalu beresiko tinggi dan belum diuji.
- Sebagaimana telah dinyatakan, pelanggan hanya akan menerima sejumlah terbatas saluran. Meskipun hal ini mungkin telah diterima kepada konsumen yang tinggal di daerah dengan pilihan beberapa pemrograman.
- Industri DBS tidak bisa menopang cukup tingkat dukungan keuangan. Itu juga merupakan pukulan berat pada 1980-an. Perusahaan lainnya, membungkuk keluar dari lapangan. Akibatnya, sistem DBS yang berdaya tinggi tidak terwujud di Amerika Serikat.
Sebaliknya, layanan low-power sebenarnya dibuat oleh United Satellite Communication, Inc (USCI). Alih-alih membangun armada highpower mahal dan belum teruji satelit, mediumpower lebih terbukti untuk digunakan. Diluncurkan pada tahun 1983, USCI menawarkan lima saluran pelanggan pemrograman hiburan. Masa depan pilihan termasuk informasi khusus layanan dan program bilingual yang lebih menjanjikan. Tapi meskipun mendapatkan keuntungan pesawat ruang angkasa yang mahal dan penggunaan sistem highpower untuk, menekan keuangan USCI dan terpaksa menutup pintu pada tahun 1985.
Daya Tarik Sistem DBS
Daya tarik dari sistem DBS adalah cara yang ampuh untuk
menarik kepentingan lapangan. Konsumen dapat menerima sebuah array
program, termasuk yang mungkin tidak tersedia. Teknologi prasyarat dasar juga telah matang sejak 1980-an,
membuat operasi DBS yang lebih layak dan, akhirnya terintegrasi
sepenuhnya dalam infrastruktur komunikasi Amerika Serikat. DBS mendukung individu individu di daerah pedesaan
yang tidak memiliki pilihan siaran atau kabel
dan menawarkan tradisional kabel
menjadi pilihan lain pelanggan.
Akan
menjadi menarik untuk menonton keseluruhan lapangan komunikasi satelit, kabel, dan perusahaan telepon yang bersaing untuk pelanggan. Sebagai dua terakhir industri upgrade pertumbuhan
fisik mereka, mereka akan lebih baik diposisikan untuk bersaing dengan sistem DBS. Perhatikan juga bahwa di bagian depan internasional, negara lain telah fasih di dalam teknologi DBS dan terus draft
perencanaan sistem yang canggih. Jepang dan berbagai negara Eropa adalah
pesaing utama dalam bidang ini. Lingkungan yang seperti ini juga akan
menawarkan tantangan baru bagi perusahaan satelit. Di Amerika Serikat, saluran telepon telah kembali menggunakan loop untuk
menyampaikan penagihan informasi. Di negara-negara dimana universal layanan telepon tidak ada, pilihan lain harus dipakai. Akhirnya,
seperti bidang lainnya, industri DBS harus bersaing dengan berbagai lelang teknologi.
Sumber
:
0 komentar:
Posting Komentar